JPNN.com, BANDUNG - Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) meminta para pelaku usaha untuk ikut serta membantu pencapaian berbagai program dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam program tersebut ada 17 obyek untuk diselesaikan.
Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN/Bappenas Pungkas Bahjuri Ali mengatakan perlu kerja sama seluruh pihak termasuk pengusaha, organisasi masyarakat, dan lembaga lainnya untuk menyukseskan program SDGs.
Pemerintah Indonesia sendiri punya empat pilar yang coba dikuatkan, yaitu bidang sosial, ekonomi, sosial, dan tata kelola.
"Jadi empat pilar ini harus saling bersinergi, enggak mungkin enggak (sinergi). Jadi kami ingin pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi nggak boleh merusak lingkungan. Kita boleh ekonomi tinggi, tapi nggak boleh meninggalkan mereka yang miskin, supaya kesenjangan tidak terlalu tinggi," kata Pungkas dalam kegiatan 'Indonesia Social Investment Forum (ISIF)' di Kota Bandung, Rabu (11/12).
Kepala Sekretariat Nasional SDGs ini menilai dalam menjalankan berbagai kegiatan, termasuk oleh pelaku usaha harus ada keseimbangan.
Memang tidak mudah, tapi ini penting sehingga kesejahteraan masyarakat bisa diraih dengan cara yang baik dan merata kepada seluruh masyarakat.
Perusahaan swasta pun sekarang sudah diminta untuk lebih dermawan dengan memberikan berbagai bantuan dalam banyak bentuk.
Harapannya bantuan ini pun tidak hanya yang sekali diberi langsung selesai, tapi bisa berkelanjutan manfaatnya.
"Inovasi di industri itu bukan hanya yang dampaknya pada profit saja, tapi harus ada inovasi yang bisa jadi itu 'membunuh' yang kurang manfaatnya. Harus ada pendekatan baru yang hasilnya lebih bagus," ujar dia.
Melalui pertemuan seperti ini diharapkan perusahaan yang memang mendukung SDGs bisa bertukar ilmu dan memberikan dampak baik, bukan hanya untuk industri itu sendiri, tapi juga masyarakat.
Sementara itu, Managing Director Social Investment Indonesia (SII) Fajar Kurniawan mengatakan, selama ini banyak pelaku usaha yang bekerja sendiri dalam memberikan dampak sosial.
Dalam melakukan investasi sosial, pelaku usaha tidak bisa melakukan dengan biasa. Perlu inovasi dan keberanian dalam mengambil keputusan bagaimana agar sebuah perusahaan tetap berjalan dan berdampingan dengan program-program dalam SDgs.
"Tantangannya saya kira banyak, tapi yang paling kita bisa kerjakan. Yang sekat-sekat itu kita coba hilangkan sehingga biasakan bekerja secara kolaboratif," kata Fajar. (mcr27/jpnn)
Read More...